WASPADA! Jangan Berikan Anak HP di Usia Ini, Dampaknya Mengkhawatirkan
WASPADA! Jangan Berikan Anak HP di Usia Ini, Dampaknya Mengkhawatirkan
Sahabat Ummi, memberikan fasilitas handphone pada anak menjadi kebutuhan orang tua masa kini. Sebagian besar dari kita beranggapan jika handphone lebih memudahkan kita untuk berkomunikasi.
Kebiasaan ini apakah dirasa sudah tepat? Memberikan anak alat komunikasi di usia dini, tepatkah?
Dari female(dot)kompas(dot)com, Psychotherapist dan penulis buku The Self Aware Parent, Frand Walfish, Psy.D. mengatakan, usia minimal anak memiliki handphoneadalah 10, namun idealnya adalah 12 atau 13 tahun.
Baca juga: Gak Ada Satu Ayah pun yang Gak Sayang Anaknya, Tapi Tak Banyak Ayah yang Ikut Mengasuh Anak
Pada usia ini anak dianggap sudah paham dengan fungsi handphone dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
Pertimbangkan untuk memberi handphone yang hanya bisa menelepon dan sms, bukan smartphone dengan berbagai fungsi dan fitur
Beri pengertian dan pemahaman tentang batasan pada anak
Dengan kepercayaan kita untuk memberikan handphone pada anak, berarti kita sudah siap dengan konsekuensi yang akan kita terima nantinya. Beri pemahaman, untuk apa dia menggunakan handphone dan kapan pemakaiannya.
Beri pemahaman tentang penggunaan handphone
Beri pemahaman, kapan anak harus menggunakan handphone dan untuk apa dia diberikan handphone tersebut. Buatlah perjanjian kesepakatan, yang jika dilanggar, maka handphone akan ditarik kembali.
Beri contoh yang baik
Anak meniru apa yang dilakukan orangtua, jika tidak ingin anak memakai hp untuk menonton video porno misalnya, maka orangtua harus mencontohkan dengan tidak mengakses pornografi, jika ingin anak tetap memperhatikan perkataan orangtua ketika sedang asyik dengan hpnya, maka orangtua pun harus memperlihatkan hal yang sama ketika anak berbicara dengan diri kita.
Baca juga: AKHIRNYA TERUNGKAP! Rahasia Menjadi Ibu Disayang Ala GEN HALILINTAR
Waspadai Dampak Negatif Tablet dan Smartphne Bagi Anak
Dengan semakin terjangkaunya teknologi tablet dan smartphone, menjadikan semakin banyak keluarga yang memiliki perangkat tersebut. Teknologi layar sentuh pada tablet sangat disukai anak-anak karena begitu mudah dioperasikan dan menawarkan daya tarik tersendiri bagi mereka. Namun bolehkan si kecil dikenalkan dengan hal tersebut sejak dini?
Para ahli dari salah satu perguruan tinggi di Inggris, sebagaimana dilansir babycenter.co.uk, mereka berpendapat bahwa teknologi layar sentuh yang terdapat pada tablet dapat menstimulasi perkembangan otak mereka, namun demikian interaksi yang terlalu intens malah dapat menimbulkan dampak negatif bagi si kecil. Hal ini juga berlaku pada perangkat televisi, PC, dan laptop.
Lebih lanjut mereka mengatakan bakwa terlalu banyak bermain tablet, smartphone, termasuk menonton TV dan bermain PC dapat memicu gangguan konsentrasi serta nafsu makan si buah hati.
Teknologi tersebut cenderung membuat si kecil menjadi kurang bergerak, padahal disaat usia bayi sampai balita searusnya mereka di dorong untuk lebih banyak melakukan aktifitas yang melibatkan fisik dan seluruh panca indra setidaknya selama 3 jam per hari agar tumbuh kembangya berjalan sempurna.
Baca juga: Orang Tua Dulu Mendidik Saya Dengan Kekerasan, Saya Tak Ingin Mengulanginya Pada Anak Saya..
Diusia berapa si kecil boleh dikenalkan dengan tablet atau telefon pintar?
Beberapa ahli merekomendasikan si kecil dibawah dua tahun sebaiknya tidak dikenalkan dengan tablet, TV, komputer, maupun perangkat elektonik lainya. Namun sebagian ahli lainnya masih memperbolehkan perangkat eletronik khususnya yang melibatkan interaksi antara ayah bunda dan si kecil.
Terlalu banyak berinteraksi dengan tablet atau TV akan membuat si kecil kurang bergerak serta kurang bersosialisasi dengan lingkunganya. Disaat usia pertumbuhan aktifitas fisik dan sosial tersebut sangat penting terutama untuk memacu perkembangan motorik, kognitif, emosional, dan sosial mereka.
Berapa lama seharusnya si kecil bermain tablet atau smartphone?
Jika ayah bunda memperbolehkan si kecil bermain tablet, para ahli merekomendasikan agar tidak lebih dari 15 – 20 menit perhari khususnya untuk anak dengan usia 1-3 tahun. Sedangkan untuk anak dengan usia diatas 3 tahun para ahli menyarankan tidak lebih dari 1-2 jam per hari dan ini sudah termasuk waktu nonton TV, bermain komputer, atau permainan sejenis. Rekomendasi ini adalah hal yang lumrah dilakukan di Negara Amarika, Kanada, dan Australia.
Baca juga: Wulan Darmanto: Benarkah Istri Lebih Capek Dari Suami? Ternyata Faktanya..
Tips seputar permainan tablet bagi si kecil
- Batasi waktu bermain tablet mereka setiap harinya, orang tua yang sibuh bekerja terkadang meremehkan kemampuan bermain si kecil tanpa tablet. Jangan terprovoaksi dengan tetangga yang membelikan anak mereka sebuah komputer tablet.
- Awasi dan seleksi jenis permainan yang dipilih si kecil terlebih saat si kecil sudah bisa meng-unduh permainannya sendiri lewat jaringan internet. Ada banyak permainan yang tidak cocok untuk si kecil karena terlalu vulgar atau menonjolkan aspek kekerasan.
- Pilihlan jenis permainan atau aplikasi yang bisa dimainkan bersama sehingga ayah bunda dapat ikut bermain sambil menjaga si buah hati.
Saran Psikolog agar Anak Tidak Kecanduan Gadget
Meski tahu bahaya gadget pada anak, cukup banyak orang tua yang memutuskan memberikan perangkat elektronik itu kepada anak mereka. Alasannya, mempermudah komunikasi dan supaya anak tidak gagap teknologi.
Dengan keputusan itu, orang tua harus siap dengan segala konsekuensinya, yaitu anak menjadi ketergantungan pada gadget. Boleh-boleh saja orang tua memberikan fasilitas gawai kepada anak, tapi dengan aturan main tertentu, seperti yang disarankan oleh psikolog anak dari Tiga Generasi, Annelia Sari Sani:
Baca juga: Bukan Uang, Bukan Mainan, Bukan Jajan. TAPI Anak Butuh Orang Tua yang Memberi Kasih Sayang Tulus Ikhlas..
1. Maksimal dua jam
Annelia menyarankan anak di atas dua tahun paling banyak menghabiskan waktu di depan gadget (termasuk televisi dan komputer) selama dua jam. Selebihnya, anak harus tetap merasakan bermain di luar rumah untuk belajar berinteraksi, berkomunikasi, dan juga mengenali emosi.
“Anak belajar dari pengalaman, terutama yang bersentuhan langsung dengan dirinya,” kata Annelia. Misalnya, anak dapat mengenali tekstur rumput dan pasir, yang selama ini ia lihat melalui permainan di gawainya. Anak di bawah dua tahun sebaiknya tidak diperkenalkan pada gadget sama sekali.
2. Orang tua tak gaptek
Orang tua sebaiknya menguasai cara mengoperasikan alat elektronik yang akan dipakai anak. Coba semua aplikasi dan permainan yang akan diberi ke anak, untuk melihat bahwa semua sesuai dengan usia anak.
3. Dampingi anak
Selalu dampingi anak ketika sedang bermain gadget. Sesekali diskusikan apa yang ia lakukan di dunia maya, untuk menjalin komunikasi. Mendampingi anak bermain gadget berarti mengawasi apa yang ia kerjakan dengan gadget tersebut, bukan hanya duduk di samping anak lalu sibuk dengan perangkat milik sendiri.
4. Ajari etika dunia maya
Anak-anak yang memiliki gadget akan berinteraksi dengan orang lain baik melalui pesan singkat atau media sosial. Sebaiknya ajari cara berinteraksi dengan orang-orang yang ada di daftar pertemanannya.
Beri pemahaman pada anak bahwa tidak semua teman di media sosial berusia sama dengannya. Misalnya, ketika membalas komentar dari paman, gunakan bahasa yang semestinya walaupun tidak bertemu langsung.
Baca juga: TERNYATA.. Baik Buruknya Istri Itu Tergantung Dari Suami..
5. Diskusi
Ketika mendapati konten yang tidak sesuai dengan usia anak, beri ia pemahaman bahwa ia tidak boleh melihat yang seperti itu. Begitu juga ketika melihat informasi yang tidak baik, tanya pendapat anak tentang informasi tersebut dan ajak ia berdiskusi.
Beri juga pemahaman pada anak untuk tidak sembarangan memberikan identitas seperti nama lengkap, alamat sekolah, alamat rumah dan nama orang tua kepada orang yang tidak dikenal.
Orang tua pun demikian, hindari mengumbar identitas anak secara berlebihan di dunia maya. Misalnya, berfoto di depan sekolah anak sambil memberi alamat lengkap (baik berupa penjelasan atau memakai fitur lokasi), untuk mencegah kejahatan pada anak.
6. Tidak bawa gadget saat main
Biasakan anak main di luar tanpa membawa gadget agar ia menikmati kualitas bermain di luar rumah, begitu juga ketika ia bermain ke rumah teman. Beri pemahaman, misalnya khawatir gadget jatuh saat bermain sepeda, tertinggal, atau bisa terjatuh bila bermain sepeda sambil mengangkat telepon.
7. Zona tanpa gadget
Terapkan juga aturan zona tanpa gadget di rumah, misalnya di meja makan. Orang tua harus konsisten memberi contoh kepada anak bahwa tidak boleh bermain gadget saat sedang makan.
Biasakan tidak membawa gadget ke kamar dan anak tidak boleh bermain gadget di kamar sebelum tidur.
Caranya, siapkan satu tempat di luar kamar sebagai “gadgetstation”. Ajari anak untuk menaruh gadgetnya di tempat itu dalam keadaan mati sebelum pergi tidur. Orang tua pun demikian, menaruh gadgetnya di tempat itu.
sumber: berbagai sumber.
Komentar
Posting Komentar