Sebelum TERLANJUR! Ini 7 Tanda Orang Tua Salah Mendidik Anak. Baca & Sebarkan!
Sebelum TERLANJUR! Ini 7 Tanda Orang Tua Salah Mendidik Anak. Baca & Sebarkan!
Punya anak memang sebuah anugerah, tapi mendidik anak itulah bagian yang paling sulit. Tak jarang, banyak orang tua yang pada akhirnya malah salah mendidik anak.
Kalau salah mendidik anak, itu tak bisa diulangi lho..
Salah membuat sesuatu bisa diulangi, tapi salah mendidik anak? Tidak bisa.
Kami kutipkan artikel dari ummi-online, tentang hal ini.
Sahabat Ummi, apakah kita termasuk orangtua yang salah mendidik anak? Coba kita simak beberapa ciri-ciri berikut ini, semoga bisa menjadi bahan introspeksi karena sejatinya anak adalah titipan Allah yang harus dijaga:
Baca juga: Gak Ada Satu Ayah pun yang Gak Sayang Anaknya, Tapi Tak Banyak Ayah yang Ikut Mengasuh Anak
1. Sering mengeluarkan kata-kata sumpah serapah, makian, dan kutukan pada anak
"Anak pelit! Bodoh! Tak tahu diuntung!"
Pernahkah kita mengucap kata makian pada anak kita? Astaghfirullah, kata yang diucap orangtua bisa menjadi doa untuk buah hatinya, apalagi hardikan bisa merusak sel otak anak kita, jangan pernah melakukan hal ini lagi ya Sahabat Ummi, karena sama sekali bukan contoh yang baik untuk anak. Suatu saat mereka akan meniru dan gantian menghujani kita dengan sumpah serapah.
2. Membanding-bandingkan anak, baik dengan saudara kandungnya sendiri maupun dengan anak lain
"Tuh adikmu lebih pintar! Kamu kok gini aja gak bisa sih?"
Mungkin maksudnya ingin menyemangati, tapi percayalah membanding-bandingkan anak dengan orang lain sama sekali bukan cara yang tepat. Justru rasa percaya diri anak atau kepercayaan anak pada diri kita akan menurun jika sering dibanding-bandingkan.
3. Menasihati anak atau memarahinya di depan orang lain
Menasihati anak di depan orang lain bisa membuatnya malu karena tampak bodoh, apalagi kalau sampai orangtua memarahi anak di depan umum. Anak akan merasa kehilangan harga diri, dan kemungkinan orang lain membully dirinya bisa lebih besar. "Ibunya saja memarahi dia, berarti kita pun boleh memarahi dia..." Itulah sinyal yang ditangkap oleh sekitar.
4. 'Menyetir' anak agar menjadi seperti yang orangtua inginkan
Anak diikutsertakan les bahasa Inggris, les biola, les menyanyi, les berhitung, les mengaji, astaghfirullah... kalau anak memang senang dan mengerti mengapa ia perlu mengikuti les, rasanya tidak ada salahnya, apalagi kalau ia menikmati semua les tersebut. Tapi kalau anak justru merasa stres dan bahkan depresi, tolong ayah dan bunda hentikan 'menyetir' anak mengikuti obsesi orangtua.
5. Selalu meminta anak memperoleh nilai terbaik dan tidak mentolerir kegagalan
Orangtua yang bijak akan memberi ruang untuk anak melakukan kesalahan dan membiarkan mereka belajar dari kegagalan yang pernah dialaminya, karena menyadari pentingnya kegagalan untuk mendidik anak lebih kuat dan bersabar. Akan tetapi orangtua yang salah pola didiknya akan menerapkan cara perfeksionis di mana anak tidak boleh gagal sekalipun.
Baca juga: TERNYATA.. Baik Buruknya Istri Itu Tergantung Dari Suami..
6. Jarang berinteraksi atau mengobrol bebas dengan anak
Hanya sekadar memakaikan anak baju, memandikan, menyuapi, dan meninabobokan tidaklah dapat dikatakan telah berinteraksi dengan anak.
Apakah kita sudah tahu kegiatan kesukaan anak? Pelajaran apa yang mereka anggap sulit? Siapa teman terdekat mereka? Siapa guru yang mereka sukai? Apa yang terjadi hari ini di sekolah mereka?
Kita akan mengetahui banyak hal tentang anak-anak ketika mengobrol bebas dan lepas dengan mereka.
7. Ogah meng-upgrade diri dengan ilmu parenting terkini
Orangtua yang tak mau tahu dengan ilmu parenting terkini berarti tak mengerti tingginya kedudukan ilmu dalam Islam. Banyak yang perlu dipelajari karena hubungan orangtua dengan anak bisa menjadi hubungan yang sangat rumit.
Baca juga: AKHIRNYA TERUNGKAP! Rahasia Menjadi Ibu Disayang Ala GEN HALILINTAR
Meneladani Rasulullah SAW dalam mendidik anak.
Rasulullah sangat piawai membentuk akhlak anak. Berikut contoh-contoh dari Rasulullah Saw tentang penanaman akhlak pada anak:
TETAP BERCANDA
Selain sebagai Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad Saw tetap perhatian kepada anak-anak dan cucu-cucunya. Sebagaimana digambarkan dalam riwayat, Abu Hurairah Ra berkata, "Saya mendengar dengan kedua telingaku dan melihat dengan kedua mataku bahwa Rasulullah Saw memegang dengan kedua tangannya, kedua telapak cucunya Hasan dan Husain, dan kedua telapak kaki mereka di atas telapak kaki Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah Saw berkata, "Naiklah!' Maka, keduanya naik hingga keduanya meletakkan kakinya di dada Rasulullah Saw, kemudian beliau berkata, "Bukalah mulutmu!'Kemudian beliau menciumnya dan berkata, 'Ya Allah, saya mencintainya dan sunggu saya mencintainya'," (HR Bukhari)
Baca juga: Orang Tua Dulu Mendidik Saya Dengan Kekerasan, Saya Tak Ingin Mengulanginya Pada Anak Saya..
MEMBERI HADIAH
Selain bercanda, hadiah menjadi media yang tepat untuk menjalin hubungan yang baik dengan anak. Diriwayatkan dari Hasan atau Jabir bin Abdillah berkata, "Saya shalat Duhur atau Asar bersama Rasulullah Saw. Selesai salam, beliau bersabda kepada kami, 'Tetaplah di tempat kalian! 'Kemudian beliau bersabda lagi, 'Bejana yang berisi manisan. 'Kemudian beliau membagikan manisan tersebut sesendok kepada setiap orang yang hadir.
Ketika sampai kepadaku (saat itu aku masih anak-anak), beliau memberiku satu sendok kemudian berkata, 'Apakah kamu ingin tambah?' 'Ya,' Jawabku. Beliau menambahkan satu sendok dan berkata kembali, 'Apakah kamu ingin tambah?' 'Ya' jawabku. Beliau menambah satu sendok lagi dan itu terus dilakukan beliau hingga sampai pada sahabat yang terakhir," (HR Ibnu Abid Dunya).
SAMBUTAN HANGAT
Kehangatan sikap Rasulullah dalam mendidik anak-anak digambarkan dalam riwayat dari Abdillah bin Ja'far Ra berkata, "Ketika Rasulullah Saw berkata, "Ketika Rasulullah Saw datang dari suatu perjalanan, beliau menemui dua orang anak dari keluarganya. Saya berlomba untuk menghampirinya, kemudian beliau menggendongku. Setelah itu, beliau mengajak salah satu putra Fatimah, yaitu Hasan atau Husain Ra dan memboncengkan di belakangnya sehingga kami bertiga memasuki Kota Madinah dengan menaiki kendaraan," (HR Ibnu Asakir, Ahmad, Muslim dan Abu Daud).
Baca juga: Wulan Darmanto: Benarkah Istri Lebih Capek Dari Suami? Ternyata Faktanya..
MEMBERI PERHATIAN
Perhatian Rasulullah Saw kepada anak-anak pun tepat jadi telada. Sebagaimana digambarkan dalam sebuah hadis, dari Salman Ra berkata, "Kami berada di sekitar Rasulullah Saw, kemudian tiba-tiba Ummu Aiman Ra datang dan berkata, 'Ya Rasulullah, HAsan dan Husain tersesat.' Pada waktu itu siang sudah mulai sore.
Maka Rasulullah Saw bersabda, 'Berdirilah kalian dan carilah kedua anakku!' Maka setiap orang yang mengambil arah yang berbeda dan aku seorang dengan Rasulullah Saw hingga sampai ke lereng gunung Hasan dan Husain terlihat saling berangkulan ketakutan karena seekor ular yang baru keluar dari lubangnya berdiri dengan ekornya.
Rasulullah Saw segera mennghampiri ular tadi dan ular itu lari, masuk ke sela-sela bebatuan. Rasulullah Saw segera mendatangi kedua cucunya dan melepaskan rangkulan mereka, lalu mengusap kepala mereka sambil berkata, 'Demi ibu dan ayahku, semoga Allah SWT memuliakan kalian!' Rasulullah kemudian menggendong keduanya.
Baca juga: Bukan Uang, Bukan Mainan, Bukan Jajan. TAPI Anak Butuh Orang Tua yang Memberi Kasih Sayang Tulus Ikhlas..
Aku (Salman Ra) berkata, 'Kebaikan untuk kalian berdua. Sebaik-baik tunggangan adalah tunggangan kalian.' Rasulullah Saw bersabda, "Dan sebaik-baik penunggan adalah keduanya dan orang tuanya lebih baik dari keduanya'," (HR At Thabrani).
Meski demikian, kasih sayang dan perhatian beliau tetap proporsional. Abu Hurairah Ra berkata, Rasulullah Saw bersabda, 'Sesungguhnya saya menekankan kalian akan hak dua orang lemah ini, yaitu anak yatim dan anak perempuan'," (HR AlHakim, Al Baihaqi, Imam Ahmad, dan Ibnu Hibban).
sumber: ummi-online.com dan aku.id Islam
Komentar
Posting Komentar