Ingin Punya Anak Jadi Generasi Qurani? Yuk, Lakukan Hal Dibawah Ini.
Anak sholeh adalah dambaan setiap orang tua. Betul kan?
Sebagai seorang muslim, maka salah satu keinginan terbesarnya adalah anak menjadi generasi qurani. Generasi yang bertaqwa dan berbakti pada agama dan orang tua.
Tentu kita ingin punya buah hati yang seperti itu.
Nah, tahukah anda bagaimana caranya?
Berikut ini kami kutipkan dari artikel ummi-online, tentang tips anak jadi generasi qurani. Silahkan dibaca yaa..
Baca juga: Gak Ada Satu Ayah pun yang Gak Sayang Anaknya, Tapi Tak Banyak Ayah yang Ikut Mengasuh Anak
Sahabat Ummi, setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mendambakan kehadiran sang buah hati. Mereka juga tidak hanya berharap kehadiran sang buah hati tapi juga berharap buah hati mereka sesuai dengan harapan dan keinginan mereka.
Kehadiran buah hati bagi pasangan suami istri merupakan kebahagian yang tidak terkira. Buah hati yang akan menjadi generasi penerus mereka yang akan menjalankan setiap impian dan harapan yang mereka impikan sejak dahulu.
Besar harapan mereka agar buah hati mereka sesuai impian dan harapan mereka. Orangtua mengharapkan kelak anak mereka tumbuh kembang menjadi anak yang berkualitas dan berkuantitas yang akan menegakkan agama (dien) sesuai dengan Al Qur'an dan as-sunnah. Oleh karena itu berbagai cara ditempuh untuk mewujudkan impian mereka.
Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membentuk generasi qur'ani agar kelak mereka sesuai impian dan harapan orang tua mereka.
Mama Dedeh dalam ceramahnya berkata, "Sebelum memiliki keturunan yang sholeh dan sholehah sebelumnya yang harus dilakukan oleh para orang tua wali adalah:
1. Orangtua harus memilihkan pasangan yang baik agamanya buat anaknya,
2. Setelah menikah, berdoa dahulu saat di malam pertama agar jika Allah berkehendak maka insyAllah memiliki keturunan yang sholeh dan sholehah,
3. Setelah anak lahir adzan dan iqomatkan anak di telinga kanan dan kiri agar yang pertama kali di dengar anak adalah asma' Allah,
4. Aqiqah kan anak yang telah lahir. Laki-laki dua kambing, perempuan satu kambing,
5. Sunnat kan anak laki2 dan perempuan. Laki-laki wajib sunnat dan wanita sunnah untuk sunnat."
Baca juga: AKHIRNYA TERUNGKAP! Rahasia Menjadi Ibu Disayang Ala GEN HALILINTAR
Jika semuanya sudah dijalani maka orangtua berperan besar dalam pendidikan anak. Orangtua sebagai pembina, pembimbing dan pemerhati tentang jalannya kehidupan anak. Mulai dari nol tahun hingga dewasa.
Peran orangtua sebagai pembentuk karakter anak dimulai sejak awal yang telah dijelaskan diatas. Sebagaimana di katakan oleh Abu Fatiah dalam ceramahnya.
Beliau berkata, "Keluarga itu ibarat membentuk suatu perusahaan. Dimana ayah berperan sebagai pemimpin, direktur utama. Ibu, sebagai manager dalam semua seperti manager keuangan, dsb. Sedangkan anak merupakan hasil atau produk perusahaan yang akan pewaris dari ayah dan ibunya."
Beliau berkata, "Keluarga itu ibarat membentuk suatu perusahaan. Dimana ayah berperan sebagai pemimpin, direktur utama. Ibu, sebagai manager dalam semua seperti manager keuangan, dsb. Sedangkan anak merupakan hasil atau produk perusahaan yang akan pewaris dari ayah dan ibunya."
Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk dapat membimbing dan mengajarkan anak ke jalan yang benar sejak awal. Pembentukan anak sebagai generasi qur'ani dimulai dari ayah dan ibu. Ayah yang mencukupkan kebutuhan ibu dan anak. Di mulai dari awal pernikahan dengan memasukkan rezeki yang halal, memberi nafkah dari cara yang halal dan diridhoi Allah. Kemudian calon ayah dan ibu memperbanyak belajar agama terutama ibu yang merupakan madrasah (sekolah) bagi anak-anaknya.
Calon ibu juga harus senantiasa Membaca, mengkaji dan mentadaburi Al Qur'an jika menginginkan anak yang senang membaca Al Qur'an.
Pendidikan anak setelah lahir secara seksualitas menurut Ustadz Hari dikatakan bahwa, " Umur 0-2 tahun di bawah pengasuhan ibu; umur 3-6 di bawah pengasuhan ayah dan ibu; umur 7-10 di bawah pengasuhan sesuai gender atau anak laki-laki dengan ayahnya, anak perempuan dengan ibunya; umur 11-14 switch di antara ayah dan ibunya."
Dengan kata lain pola pendikan anak dimulai sejak dalam kandungan hingga besar.
Baca juga: Orang Tua Dulu Mendidik Saya Dengan Kekerasan, Saya Tak Ingin Mengulanginya Pada Anak Saya..
Setelah anak lahir, ayah dan ibu harus memperhatikan adab-adabnya jika ingin anaknya tumbuh menjadi anak sholeh dan sholehah.
1. Biasakan jika ibu hendak menyusui atau aktivitas lainnya menjaga wudhu. Ibu hendaknya biasakan wudhu dalam aktivitas atau kegiatan apapun,
2. Biasakan bagi ibu yang sedang menyapih buah hati dan dalam melakukan aktivitas apapun seperti menyusui mengucapkan basmallah terlebih dahulu agar apa yang masuk ke dalam diri anak terjaga keberkahan dan keridhoan dari Allah,
3. Usia 0-6 tahun merupakan masa-masa keemasan bagi anak. Untuk menjadikan anak seperti apa di mulai sejak usia keemasan ini. Anak sangat mudah meniru orangtuanya, oleh karena itu penting bagi ayah dan ibu mengajarkan, mendidik dan memperkenalkan pada buah hati tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, apa kitabnya serta rukun-rukun yang ada di agama. Seperti misalnya ajarkan anak membaca Al Qur'an sejak dini dimulai dengan memperdengarkan Al Qur'an di rumah atau ayah dan ibu yang membacakan Al Qur'an saat anak belum bisa ngomong ataupun sudah bisa ngomong.
Penting bagi orangtua mengajarkan buah hati pendidikan Qur'ani yaitu mengajarkan buah hati sejak dini membaca Al Qur'an walaupun anak masih terbata-bata. Dengan mengajarkan buah hati Al Qur'an sejak dini diharapkan dalam diri anak tumbuh rasa cinta pada Al Qur'an sehingga pengamalan akhlak karimah bisa terbentuk.
4. Pada saat usia 7-9 tahun menurut Syekh Ali Asyhabi dalam ceramahnya dikatakan, "Penting bagi ayah dan ibu mengajarkan buah hati mengenai tentang bagaimana cara sholat dan puasa. Baik anak masih belajar puasa setengah hari atau sudah full seharian tapi tetapkan ajarkan dan latih anak agar terbiasa untuk sholat dan puasa."
5. Menurut Syekh Ali Asyhabi pula dikatakan, "Usia 10-15 tahun merupakan masa aqil baligh. Dimana masa ini anak sudah bisa menentukan mana yang baik atau buruk. Aqil baligh ditandai:
a. Telah mimpi basah bagi laki-laki
b. Telah keluar haid bagi wanita
Masa aqil baligh, orangtua harus mengajarkan anak tentang dampak buruk jika melakukan dosa-dosa yang dilarang dalam agama. Jika orangtua belum bisa menjelaskan dampak-dampak dan dosa yang akan terjadi maka orangtua wajib mengenalkan anak pada guru agama yang ahli dibidang itu sehingga anak lebih paham dan mengerti maksud dan tujuan mengapa dosa ini dilarang."
Baca juga: Wulan Darmanto: Benarkah Istri Lebih Capek Dari Suami? Ternyata Faktanya..
6. Saat anak berusia 18 tahun ke atas, orangtua bukan lagi harus mendikte anak tapi ajaklah sharing dan bertukar pikiran tentang apa yang harus ia lakukan untuk masa depannya. Ia bukan lagi seorang anak kecil tapi telahberubah menjadi seorang yang dewasa yang menentukan pilihan masa depannya.
Untuk itu orangtua untuk menjadikan anak yang diharapkan menjadi "Qurrata 'Aini (Penyejuk Mata)" seperti dalam Q.S Al Furqon:74, maka didiklah ia mulai sejak dini karena ia merupakan tabungan anda, investasi anda di akhirat.
"Sebaik-baik anak adalah anak yang sholeh dan sholehah yang selalu senantiasa mendoakan orangtuanya."
Komentar
Posting Komentar