Tips Manajemen KEWARASAN Bagi Ibu Rumah Tangga. PENTING Untuk Dibaca!
The Power of Mom
"Ummi, maaf yaa ini Abi ternyata harus lembur..."
"Ummi, minggu depan Abi ke luar kota 5 hari yaa..."
Biasanya saya akan langsung menarik nafas panjang tiap kali dapat kabar di atas. Bukan karena berpikiran negatif loh yaaa! Tentu saja suami sedang bekerja keras demi keluarga tercintanya. Dan, kerja keras suami untuk menghidupi keluarga adalah ibadah :)
Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, tetap saja berat untuk dijalani. Kangennya itu lho *uhuk* *pencitraan, hahahaa*
Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan yang luar biasa. Istilah ibu rumah tangga yang saya pakai disini bisa ibu yang di rumah penuh waktu, ibu yang bekerja paruh waktu atau ibu yang bekerja penuh waktu yaaa....
Baca juga: Anak yang Diajak Bicara Ibunya Dengan Cara Ini, Ternyata Bisa Punya IQ Lebih Tinggi
Jadi ibu jam kerjanya 7 x 24 jam. Bangun paling pagi mendahului matahari terbit serta tidur paling malam memastikan pekerjaan sudah terselesaikan dan semua baik-baik saja.
Pekerjaan rumahan ini jauh lebih berat dibandingkan pekerjaan lainnya. Beratnya lebih karena dinamika pekerjaan yang monoton. Apalagi bagi ibu rumah tangga yang benar-benar di rumah yaa. Para ibu yang punya "dunia lain", misalnya bekerja part time atau bekerja full time, masih ada jendela buat menghirup atmosfer suasana lain.
Orang berpikir bahwa ibu yang di rumah penuh waktu itu kerjaannya bersenang-senang. Dunia penuh warna seperti di taman bunga. Temannya yang menjadi ibu bekerja sering iri betapa menyenangkan bisa di rumah bersuka cita mengasuh anak sepanjang hari. Suaminya -mungkin- ada yang mikir kerjaannya enak tingal menghambur-hamburkan uang, apalagi bisa belanja online tinggal cetak-cetik HP atau gesek kartu.
Padahal?
Dudududududdduuuuu...
Baca juga: Ketika istri ngomel dan marah marah, diamlah..Biarkan ia mengeluarkan amarahnya..
Sebagai #IbuRealistis jujur saja, menemani balita yang sehat dan luar biasa aktif serta menangani pekerjaan rumahan super monoton yang tiada habisnya itu ada batasnya. Ditinjau dari rentang waktu jam 4 pagi hingga malam maka batas waktu kritis batrei kewarasan saya adalah Magrib.
Oleh sebab itu, suara klakson motor suami di depan pintu pagar saat Magrib menjelang terdengar begitu merdu. Artinya saya mendapat bala bantuan ketika batrei kewarasan mulai melemah. Mendapat teman paling aman untuk berbagi segala curahan hati.
Perhatian Faiz akan segera beralih ke suami dan saya bisa berkonsentrasi menyiapkan makan malam. Menyiapkan dalam hal ini lebih tepatnya menghangatkan. (Maklum, saya bukan tipe ibu rajin yang memasak tiga kali dalam sehari. Apalagi makan malam dimana energi diri sudah meredup. Bisa tantrum deh, hohohoo)
Para ibu harus bisa memanajemen energi dan waktu supaya tidak tantrum. Gawat kalau sampai terjadi ledakan emosi. Anak yang pertama kali akan tersambar ledakan emosi ibu. Tidak heran ketika statistik menunjukkan bahwa pelaku KDRT tertinggi pada anak itu adalah ibunya sendiri.
Baca juga: Ingin Anak Selalu Ceria? Yuk, Coba Terapkan Pola Asuh Berikut Ini..
Berbincang ringan sambil makan bersama di malam hari menurut saya adalah sesi romantis bagi suami-istri. Sederhana. Apalagi kalau ada yang mau mijitin, duh oksitosinnya langsung meluap-luap deh. Hilang sudah pegal linu terbawa oleh aliran endorfin di dalam nadi. Tapi tanpa sesi pijit-memijit pun, berbincang ringan cukup untuk mengendorkan ketegangan urat saraf, jadi rileks dan energi di batre kewarasan bisa full lagi.
Oksitosin si hormon cinta. Para ahli percaya bahwa oksitosin berperan dalam relasi intim sesama manusia. Oksitosin hanya hadir selama beberapa menit, namun efeknya long lasting. Oksitosin yang membuncah ketika diri rileks, suasana nyaman, kenyang makan enak, sentuhan lembut, akan memberikan energi bagi para ibu untuk bahagia menjalani hidup dan menangani rutinitas pekerjaan harian yang monoton. Oksitosin juga mampu mendorong para ayah untuk kembali ke "sarang" yaitu rumahnya yang nyaman.
:)
Jadi, para ayah dan suami, saat jam pulang kantor tanpa ada kewajiban lembur, sebaiknya langsung pulang ke rumah yaaa! Para ibu juga luangkan energi untuk menghangatkan makanan enak.
Harusnya para bapak meluangkan waktu untuk sekedar berbincang bersama anak dan istri. Jika terpaksa tinggal berjauhan, komunikasi yang baik adalah obat hati (selain tentu saja doa dan saling percaya). Cinta adalah jantung dan komunikasi adalah aliran darah untuk menjaga kehidupan pernikahan yang sehat.
Nah, bagaimana jika suami terpaksa lembur atau tugas ke luar kota? Bukan alasan buat tantrum dong yaaa!
Ada banyak cara untuk tetap waras. Sebagai #IbuRealistis tentu saran utama adalah jujur kenali diri sendiri :D
Hal pertama untuk tetap waras tentu saja menjadi manusia yang religius. Pekerjaan menjadi ibu itu luar biasa berat, rasa-rasanya bagaikan surga dan neraka dalam satu waktu. Saat di atas bagaikan di surga, saat di bawah bagaikan terhempas ke neraka. Hanya Allah yang bisa menjaga kewarasan para ibu.
Menjadi ibu dan istri yang baik insya Allah pekerjaan yang insya Allah berhadiah surga. Jadi, ingat "surga...surga...surga" ketika semua terasa berat di hari-hari kelam menjadi ibu.
Baca juga: 4 Kalimat yang "Haram" Diucapkan di Depan Anak Nomor 3 Sering Diucapkan. Mulai Detik Ini Segera Hentikan Yaa Bunda.
Sederhanakan rutinitas harian sejak pagi hingga malam. Sarapan yang baik dengan karbohidrat kompleks bergizi seimbang adalah brain power. Makan yang baik, banyak makan sayur juga buah, minum air putih yang cukup supaya vitalitas prima. Istirahat yang cukup. Istirahat bukan berarti tidur yaa, jika tidak bisa memejamkan mata maka sekedar duduk bersandar santai juga bisa.
Kurangi menonton TV. Olahraga seperti jalan kaki, bersepeda atau lari. Berkeringat menyegarkan bisa mengusir stres. Luangkan waktu untuk berjemur sebentar di luar rumah supaya bertemu sinar matahari. Sedikit sinar matahari pagi tidak lah jahat bagi tubuh. Cukup vitamin D baik untuk tubuh dan dipercaya bisa mencegah depresi :)
Ngobrol sebentar dengan tetangga atau teman di komunitas. Menekuni hobi yang positif! Hobi bisa bermacam-macam sesuai selera. Hobi yang positif bisa menjadi penyeimbang jiwa, mentransformasikan energi negatif menjadi sesuatu yang lebih produktif. Jika bisa jadikan pekerjaan di luar tugas menjadi ibu sebagai hobi. *nunjuk diri sendiri*
Tidur yang cukup. Jangan begadang bila tidak perlu. Kurang tidur bisa membuat depresi. Latih anak untuk kenal jam malam sejak bayi.
Jam tidur kami di jam 9 malam, lebih dari itu bisa korslet. Kami terbiasa tidak pernah keluar malam. Jam setengah sembilan sudah masuk kamar, baca buku cerita. Selesai baca buku buat Faiz maka saya akan tidur. Seringkali saya sudah tidur lebih dulu dibanding Faiz (ajaibnya setelah itu Faiz akan ikutan tidur tanpa mengenal sesi begadang). Pagi dini hari bisa bangun dengan kondisi segar
:)
Sabar, ikhlas dan syukur bisa membuat hidup lebih sederhana, tentram serta bahagia. Menjadi ibu harus tetap bisa menjaga kewarasan diri. Kehadiran suami (termasuk lewat telpon atau bahasa tulisan) membawa energi positif menguatkan seorang ibu dalam pengasuhan anak.
Baca juga: TERNYATA.. Baik Buruknya Istri Itu Tergantung Dari Suami..
Ibu yang sehat juga bahagia adalah motor penggerak bagi keluarga sehat yang bahagia.
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik untuknya. Dan hal itu tidak ada kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan untuknya. Apabila dia tertimpa kesulitan maka dia pun bersabar, maka hal itu juga sebuah kebaikan untuknya.” (HR. Muslim [2999] lihat al-Minhaj Syarh Shahih Muslim[9/241])
Depok, 27.5.2015
Salam #IbuRealistis
Annisa Karnadi
Komentar
Posting Komentar